DBS Rekomendasi Re-Buy Saham Komoditas Simak Prospeknya

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas secara umum telah mengalami pemulihan yang tajam sejak semester kedua tahun 2020, setelah dilakukannya penguncian wilayah (lockdown) di hampir seluruh negara di dunia untuk membendung ganasnya virus corona (Covid-19).

Hingga kini, harga mayoritas komoditas masih dalam tren penguatan, meskipun dalam periode harian ataupun mingguan cenderung masih melemah.

Rebound-nya harga komoditas hingga saat ini didukung oleh kebijakan moneter yang ekspansif di beberapa negara dan langkah-langkah stimulus fiskal yang dilakukan oleh pemerintah di seluruh dunia, terutama di Amerika Serikat (AS) telah mendorong ekspektasi inflasi dan mengakibatkan melemahnya dolar, yang tentunya sangat positif bagi harga komoditas.


Riset dari DBS Grup memprediksi bahwa kenaikan harga komoditas masih akan terus terjadi hingga akhir tahun 2021 dan tentunya lebih tinggi dari harga pada 2020.

"Harga komoditas rata-rata pada tahun 2021 akan berakhir secara signifikan lebih tinggi dari tahun 2020," tulis DBS dalam risetnya.

Walaupun harga komoditas ke depannya masih akan positif, namun tantangan yang akan dihadapi oleh komoditas ke depannya adalah jumlah pasokan yang tersedia, terutama untuk komoditas logam dan pertanian yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti rantai pasokan, cuaca, dan kebijakan terkait pembatasan Covid-19.

DBS dalam risetnya menjelaskan bahwa harga mayoritas komoditas masih akan positif hingga setidaknya setahun ke depan. Namun komoditas apa saja yang masih menarik dan berapa persen potensi kenaikan harganya, berikut data harga komoditas acuan beserta perkiraannya.

Tren Harga Komoditas dan PerkiraannyaTren Harga Komoditas dan Perkiraannya

Jika dilihat dari tabel di atas, secara tahun berjalan (year-to-date/YTD), harga komoditas baja acuan HRC memimpin kenaikan harga komoditas dari awal tahun ini hingga kini, harga baja HRC sudah melesat hingga 79% ke harga US$ 1.100/ton, per 11 Juni 2021.

Sedangkan kenaikan harga yang paling terendah dari awal tahun 2021 hingga kini terjadi di komoditas nikel acuan LME, yakni baru melesat 10% ke harga US$ 18.205/ton.

Secara rata-rata, harga mayoritas komoditas pada akhir tahun 2021 diperkirakan akan lebih tinggi dari harga rata-rata di tahun 2020. Namun pada tahun 2022, harga rata-rata komoditas akan kembali menurun, meskipun masih lebih tinggi dari harga di tahun 2020.

Belum ada Komentar untuk "DBS Rekomendasi Re-Buy Saham Komoditas Simak Prospeknya"

Posting Komentar